Gambar Wilayah
Mengapa lokasi ini dipilih?
Rimbun dan hijaunya hutan bakau di Kampung Laut Cilacap pernah jadi cerita yang menarik untuk siapapun dengarkan. Sayangnya, pembalakan liar terjadi mulai dari tahun 1994. Tak perlu menunggu waktu lama, puluhan hektare hutan mangrove hilang, menjelma tambak-tambak udang. Tahun 1999, tambak-tambak mulai diambang kebangkrutan, satu persatu gulung tikar, disusul investor yang angkat kaki dari Kampung Laut Cilacap.
"Nah, awal pembukaan lahan untuk tambak tu ada ribuan hektare, di tahun 1998 sudah mulai kena penyakit, di tahun 1999 sudah fatal karena semua mati dan enggak terobati, jadi pada akhirnya gulung tikar, tambak kelar, hutan gundul bekas tambak," Ujar Wahyono, salah satu pegiat lingkungan dari Kampung Laut Cilacap.
Bekas tambak menyisakan hutan mangrove yang rusak dan gersang. Thomas Heri Wahyono atau biasa dikenal Wahyono yang kemudian menggawangi aksi revitalisasi hutan mangrove di Kampung Laut Cilacap.
Total, sudah ada lebih dari 2 juta mangrove yang Wahyono dan rekan-rekannya tanam. Berbagai inisiatif terus digulirkan. Tak hanya berhenti di menanam, proses pembibitan dan usaha untuk menjaga kelestarian serta keberlanjutan hutan mangrove juga tak luput dari perhatian Wahyono.
Atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Wahyono bersama rekan-rekannya, LindungiHutan turut serta mendukung kegiatan penanaman di Kampung Laut Cilacap.
Terhitung, LindungiHutan bersama pihak-pihak terkait menanam lebih dari 21 RIBU mangrove di Kampung Laut Cilacap.
Jawa Tengah
Cagar Alam Mandor
Landak
Ekowisata Mangrove Wonorejo
Surabaya
Gunung Salak Endah,
Bogor
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"