Lebih Dekat dengan Pulau Pari Kepulauan Seribu, Cerita Dampak Perubahan Iklim dari Kawasan Pesisir

Lebih Dekat dengan Pulau Pari Kepulauan Seribu, Cerita Dampak Perubahan Iklim dari Kawasan Pesisir

2 Aug 2024

Lebih Dekat dengan Pulau Pari Kepulauan Seribu, Cerita Dampak Perubahan Iklim dari Kawasan Pesisir

Memangnya, Pulau Pari terletak di mana? Pulau Pari di Kepulauan Seribu terletak di antara deretan pulau yang membentang dari selatan ke utara di perairan Jakarta. Nama Pulau Pari juga digunakan untuk menyebut wilayah administratif Kecamatan Pulau Pari yang mencakup empat pulau kecil lainnya: Pulau Kongsi, Pulau Tikus, Pulau Burung, dan Pulau Tengah. Pulau Pari juga berdekatan dengan Pulau Pramuka, Pulau Lancang, Pulau Rambut, dan Pulau Tidung.

Sementara itu, wisata pantai Pulau Pari juga menjadi satu hal yang sayang apabila dilewatkan. Pemandangan pasir putih dan laut biru luas menjadi daya tarik tersendiri bagi Pulau Pari sebagai destinasi wisata. Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas rekreasi seperti bersepeda, snorkeling di perairan dangkal, bermain sampai atau speedboat, atau hanya duduk santai di tepi pantai. 

Kondisi Lingkungan Pulau Pari

Meskipun memiliki potensi besar, kegiatan wisata dan aktivitas kehidupan di Pulau Pari Kepulauan Seribu terancam oleh abrasi dan banjir rob. Tahun 2020, air laut sempat meluap hingga ke daratan dan pemukiman penduduk Pulau Pari, menyebabkan rumah warga dan masjid terendam selama beberapa hari. 

“Sebenarnya banjir rob dari tahun 2000-an sudah mulai, tetapi tidak separah di tahun 2018 sampai saat ini. Kalau dulu ya sedikit, cuma 2018 itu sampai masuk ke dalam pemukiman masyarakat dan rumah warga. Sumur-sumur yang digunakan warga untuk sumber air bersih tidak bisa lagi digunakan untuk minum dan kebutuhan hari lainnya karena mulai tercampur dengan air laut,” Jelas Edi Mulyono warga Pulau Pari Kepulauan Seribu.

Belum selesai dengan soal banjir rob, minimnya pengolahan limbah dan rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya sampah ternyata berdampak juga pada kelestarian lingkungan Pulau Pari. 

“Dulu, terumbu karangnya masih bagus banget, bagus sekali lah, kalau sekarang sudah mulai apa ya, mulai rusak karena mungkin tercemarnya limbah dari 13 sungai yang mengarah ke Kepulauan Seribu, terus juga adanya sampah kiriman yang sering kali terjadi,” Terang Edi.

Baca juga: Environmental Social Governance atau ESG, Langkah Penerapan dan Checklist untuk Perusahaan Anda

Bukan hanya soal lingkungan, tetapi mata pencaharian masyarakat Pulau Pari pada akhirnya turut terkena getahnya. 

Sebelumnya, masyarakat Pulau Pari banyak yang mengandalkan rumput laut sebagai mata pencaharian utama. Sayangnya, pencemaran limbah telah membuat keberadaan rumput laut makin sulit ditemukan.

“Dulu  kita rata-rata nelayan rumput laut dari hasil rumput laut itu kita bisa membangun rumah, menyekolahkan anak pokoknya dengan makmur dari hasil rumput laut, sekarang rumput lautnya mati karena pertama ada limbah dari Jakarta terus adanya reklamasi menyebabkan tanaman kita itu berpengaruh,” Imbuh Teh Aas, kelompok perempuan nelayan Pulau Pari Kepulauan Seribu.

Perubahan Iklim Berdampak Nyata bagi Pulau Pari

Edi menyaksikan dan merasakan sendiri dampak buruk perubahan iklim terhadap berbagai aspek kehidupannya. Menurutnya, dampak perubahan iklim ini dirasakan tidak hanya di daerah pesisir. 

“Perubahan iklim ini kan bukan hanya dirasakan oleh masyarakat pesisir sebenarnya, tetapi juga berdampak terhadap kehidupan petani, nelayan, bahkan orang-orang yang tinggal di kota besar sekalipun,” Ujar Edi. 

Namun, kawasan pesisir sendiri menjadi salah satu yang paling nyata dan terasa dampak dari perubahan iklim. Faktanya, pemanasan global dapat menyebabkan perubahan permukaan air laut, termasuk di Indonesia yang mencakup sekitar 70% dari total permukaan air. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan luas total 195 juta hektare. Kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global jelas akan menyebabkan peningkatan erosi pantai, banjir rob, penggenangan wilayah daratan, dan kemungkinan tenggelamnya pulau-pulau kecil dengan intensitas dan frekuensi banjir yang meningkat (IPCC, 2010).

Abrasi dan perubahan iklim megancam keutuhan daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Abrasi yang tidak terkendali dapat mempercepat hilangnya daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Perubahan iklim dapat memicu kenaikan muka air laut dan cuaca ekstrem (IPCC, 2014), yang berpotensi merusak dan menenggelamkan wilayah tersebut (Paenlu et al., 2015) dalam (Octavian, 2022).

Baca juga: Apa Itu Program CSR? Simak Penjelasan dan Implementasinya

“Dari dulu waktu saya kecil itu enggak pernah, nah ini kan menakutkan ketika pulau-pulau kecil dan kawasan pesisir jadi mulai tenggelam akibat dampak dari perubahan iklim,” Terang Edi. 

Selain dampak lingkungan, dampak ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat Pulau Pari Kepulauan Seribu. Edi yang bekerja sebagai nelayan tangkap ini mengakui jika makin sulit mencari ikan belakangan ini. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah dampak perubahan iklim yang membuat nelayan sulit memperkirakan cuaca. 

“Semenjak tahun 2000-an agak sulit, bahkan nelayan kawakan saja yang sepuh banyak yang bilang kalau cuaca sekarang susah diprediksi, mungkin faktor itu ya (perubahan iklim) yang memengaruhi menurunnya pencarian ikan, selain karena kontaminasi laut akibat sungai-sungai dari Kota Jakarta,” Jelas Edi.

Pentingnya Rehabilitasi dan Konservasi Hutan Mangrove

Hutan mangrove memiliki peran krusial dalam melindungi kawasan pesisir dari abrasi dan banjir rob. Akar-akar kuat mangrove membantu menstabilkan tanah dan mencegah erosi oleh gelombang laut. Selain itu, mangrove berfungsi sebagai penghalang alami yang meredam energi gelombang, mengurangi risiko banjir rob yang sering mengancam permukaan pesisir. 

Penanaman Pulau Pari Kepulauan Seribu

Selain itu, sebagai ekosistem karbon biru, diperkirakan mangrove dapat menyimpan 20 Pg C (Satuan Pg C atau Pentagram Karbon digunakan untuk mengukur jumlah karbon dalam skala besar seperti pada ekosistem karbon biru) dan 70-80% tersimpan di dalam tanah sebagai bahan organik. 

Maka dari itu, penanaman mangrove di Pulau Pari Kepulauan Seribu menjadi satu hal yang penting dilakukan. Harapannya, selain membawa dampak ekologis juga dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar. 


LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan


Kategori

Lihat Cerita Lainnya

Ecolify.org For Future Worth Living
Ecolify.org For Future Worth Living Ecolify.org For Future Worth Living

Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.

Hubungi kami

email:
kartika[at]lindungihutan.com

wa / phone:
+62 813 2918 1389

location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia

legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.

Ikuti Kami

Ecolify.org For Future Worth Living     Ecolify.org For Future Worth Living     Ecolify.org For Future Worth Living

LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"