27 Mar 2020
Artikel ini juga telah dipublikasikan pada Blog LindungiHutan
Sejumlah wilayah ditutup untuk meminimalisir masuknya warga asing. Jalanan sepi, sekolah dan tempat mengemban ilmu lainnya nampak berdebu. Haha hihi terdengar setiap hari melalui banyaknya barang elektronik - bukan dari pertemuan. Setiap pagi kita dibangunkan oleh alarm kelas online yang bahkan tak perlu mandi dulu untuk menghadirinya. Yang tak betah berada di bawah atap pun mulai bertanya-tanya, kapan ini berakhir? Kapan Corona bosan dan meninggalkan planet ini?
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), atau yang saat ini lebih dikenal masyarakat dunia sebagai 'Virus Corona', merupakan sebuah bentuk pertumbuhan dari coronavirus yang dapat menular dari manusia ke manusia. Secara sederhana, disebut juga sebagai COVID-19 yang berupa kepanjangan dari Co (Corona) Vi (Virus) D (Disease) 19 (2019) yang menjadi tahun awal kemunculan virus ini.
Coronavirus memiliki gejala infeksi saluran pernafasan yang dapat diklasifikasikan mulai dari tahapan ringan hingga berat. Penularan virus ini diperkirakan terjadi melalui kontak secara langsung dalam jarak dekat, lewat tetesan maupun percikan kecil (droplet) saluran pernafasan yang dihasilkan oleh orang yang terinfeksi ketika batuk maupun bersin. Belakangan ini, ditemukan juga bahwa coronavirus dapat hidup pada permukaan benda yang berada di sekitar kita. Penyebutan Coronavirus berasal dari kata dalam Bahasa Latin, Corona yang artinya mahkota, karena tampilan virus ini memiliki pinggiran besar dan bulat yang memproyeksikan gambar seperti mahkota atau matahari.
Coronavirus telah menjadi pandemi dunia hampir di empat bulan terakhir. Dihimpun dari data yang disajikan oleh Pemerintah Indonesia melalui situs web covid19.go.id, per tanggal 27 Maret 2019, terdapat 196 negara terjangkit coronavirus dengan lebih dari 400.000 kasus positif dan lebih dari 18.000 kasus kematian. Di Indonesia sendiri, tercatat 893 kasus positif corona dengan total kasus kematian akibat corona sejumlah 78 kasus dan kasus sembuh dari corona sejumlah 35 kasus, yang mana meningkat pesat apabila dibandingkan dengan kasus pertamanya di Indonesia, awal Maret lalu yang mencatat dua orang terdeteksi positif.
Selanjutnya : Mengapa Kita Harus me-Rawat Bumi?
Dengan berbagai narasi media dan hoax sana-sini, kepanikan masyarakat terus meningkat. Permintaan pengadaan sembilan bahan pokok melesat tajam, mie yang menjadi andalan anak kost dalam bertahan hidup mulai langka keberadaannya, hand sanitizer - masker medis - alcohol swab - termometer - multivitamin penunjang imunitas tubuh - hingga rempah-rempah mulai diperjual belikan dengan harga yang tidak wajar, pun intensitas sahabat meng-upload kegiatannya berjemur di pagi hari pada beberapa sosial media, meningkat pesat.
Ketakutan tersebar di seluruh penjuru negeri, keresahan memuncak beriringan dengan publikasi Pemerintah mengenai kondisi negara saat ini, di setiap pukul lima menjelang petang. Pemerintah didesak mengambil langkah tercepat dan terefektif untuk mencegah virus ganas ini berkembangbiak, lockdown ataupun tes massal.
Sekolah-Universitas-Kantor hingga warung kopi dan pusat perbelanjaan, mulai ditutup untuk mendukung upaya social distancing serta stay at home dan agar kurva persebaran tidak lagi meningkat tajam. Garda terdepan Rumah Sakit, para tenaga kesehatan mulai bekerja siang-malam melayani para pasien dengan keluhan seperti corona maupun penyakit bawaan lain yang mendampinginya. Polisi mulai aktif menyusuri kota, membubarkan setiap kegiatan massal yang melibatkan banyak partisipasi warga. Masyarakat mulai bahu-membahu meningkatkan kepedulian sekitarnya, membuat kampanye penggalangan dana, menyalurkan Alat Pelindung Diri (APD) kepada Rumah Sakit maupun Puskesmas yang membutuhkan, melakukan penyemprotan disinfektan tiap seminggu sekali pada sekitaran rumah hingga ke tetangga sebelah, dan yang terbaru, menyebarluaskan kampanye makanan gratis untuk driver ojek online yang telah menyelamatkan kebosanan kala #stayathome.
Selanjutnya : Memantau Hutan Menggunakan Teknologi, Bisakah?
LindungiHutan pun, akan mengajak sahabat sekalian untuk sedikit meringankan beban tenaga medis hingga keluarga korban coronavirus yang saat ini masih dalam masa perawatan.
Beberapa rencana kegiatan harus kandas ataupun berganti strategi seiring dengan instruksi pemerintah dan pakar kesehatan dunia mengenai jaga jarak minimal satu setengah meter antar individu. Pusing. Itulah yang dirasakan masyarakat yang saat ini hidup di tengah pandemi Corona. Pun proses penanaman bersama LindungiHutan, harus berubah keseluruhan jadwalnya disusul dengan stock merchandise yang masih menumpuk tinggi.
Selanjutnya : #Stayathome Tapi Tetap Eco Friendly
Tak layak apabila LindungiHutan terus menawarkan donasi untuk kegiatan penanaman, padahal negara sedang sekarat di tengah pemberitaan korban yang terus berguguran. Maka dari itu, LindungiHutan menghadirkan kampanye terbaru, #LindungiDiri yang akan menawarkan hal menarik; harga khusus produk merchandise LindungiHutan yang di-bundling dengan donasi sebesar 50.000 rupiah di setiap penjualannya. Kemudian, donasi yang terkumpul akan kami serahkan seluruhnya kepada Yayasan GRAISENA (Gerakan Indonesia Sadar Bencana) yang rekam jejaknya telah terbukti kompeten. Dalam partisipasinya melakukan disinfeksi massal di beberapa titik serta kesediaan menanggung kepala keluarga yang positif sebagai pasien corona. (https://graisena.or.id/ dan https://www.instagram.com/graisenacs/)
Sahabat dapat membaca deskripsi lengkapnya pada situs berikut
Untuk sahabat yang was-was terdampak coronavirus akibat menerima paket merchandise dari kami, World Health Organization dalam laman Question and Answer nya menjelaskan bahwa kemungkinan virus menempel pada paket yang dipegang oleh pasien positif coronavirus resiko penularannya cukup rendah. Pun paket yang telah telah dipindahkan, bepergian maupun yang telah terkena berbagai macam kondisi suhu.
LindungiHutan juga berpesan kepada sahabat sekalian untuk selalu jaga kesehatan, cuci tangan setelah beraktifitas, hindari berada dalam kerumunan dalam beberapa bulan. Periksakan diri ke Rumah Sakit Rujukan ketika mengalami gejala seperti yang telah dijelaskan oleh pakar kesehatan dunia.
Sejenak kita kembali ke rumah bersama keluarga dan sementara #TanamDariRumah untuk mencegah dampak coronavirus menyebar pesat. LindungiHutan sebagai salah satu platform crowdfunding konservasi Hutan dan Lingkungan di Indonesia berharap, ikhtiar kecil Kampanye #LindungiDiri ini dapat membantu kita yang beraktifitas terbatas dalam rumah untuk dapat bersama melawan virus COVID-19. Sehingga kita dapat kembali melakukan aktivitas dan mewujudkan Indonesia yang lebih hijau, dan tak mungkin kita LindungiHutan Indonesia jika kita tidak mampu #LindungiDiri sendiri. (Intan Widianti Kartika Putri/ Ecolify)
Mari bersama #LindungiDiri #DiRumahAja
Ecolify merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya. https://ecolify.org
Search Engine Optimization Content Writer
KBM Online dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Sonhaji
3 Jun 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah
14 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
PSBB Tegal dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Pak Toto
21 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Yuk Bantu Petani Bibit Indonesia Pulih dari COVID-19!
13 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Lindungi Diri, Kehidupan di Tengah Pandemi Corona
27 Mar 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"