3 Jun 2020
Perkenalkan, Sonhaji. Petani bibit di Kabupaten Bekasi yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2019. Sonhaji merupakan salah satu dari sekian banyak mitra petani bibit LindungiHutan yang terdampak COVID-19. LindungiHutan ingin membantu Sonhaji menyambung kembali kehidupannya di tengah pandemi dengan membuat inisiatif mandiri berupa donasi online dan kampanye alam agar Sonhaji mampu pulih dari pandemi. Berlatarbelakang penutupan sekolah selama pandemi dan KBM online, LindungiHutan ingin membantu Pak Riyanto menyambung kembali kehidupannya di tengah pandemi dengan membuat inisiatif mandiri berupa donasi online dan kampanye alam.
Selengkapnya : Penutupan Sekolah Latarbelakangi Inisiatif Bantu Sonhaji
Selain berprofesi sebagai petani bibit, Sonhaji juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai guru honorer di wilayahnya. Sonhaji telah membantu LindungiHutan dan relawan LindungiHutan Jadetabek pada beberapa penanaman di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Namun, karena adanya penyebaran COVID-19 dan himbauan PSBB di daerah Jabodetabek, aksi tanam pohon tidak dapat serta merta dilaksanakan, sehingga salah satu sumber pendapatan Sonhaji terputus.
Sonhaji yang merupakan seorang guru honorer di sebuah Kecamatan di Kabupaten Bekasi, sekaligus menjabat sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDAR) Aliansi Pemuda Bahagia Tangguh (Alipbata), Muara Gembong, Bekasi. Sonhaji beserta beberapa rekannya sesama anggota Kelompok Sadar Wisata Alipbata mengaku, telah menanam 200.000 pohon mangrove secara mandiri di sekitaran Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong.
Seiring berjalannya waktu, sekitar 1,7 hektar lahan pantai di Kampung Beting tergerus abrasi pantai yang kerap terjadi selama tujuh tahun terakhir. Di Desa tersebut, terdapat puluhan rumah yang hancur diterjang rob serta ditinggalkan begitu saja oleh penghuninya. Banyak rumah yang masih utuh, namun lantainya terlihat meninggi satu tiga kali dari ketinggian semula, tak sedikit pula yang hanya menyisakan pondasi di dalamnya.
Parahnya kerusakan lingkungan akibat rob, hanya mampu menimbulkan duka yang cukup dalam. Pasalnya, sekitar 20 tahun lalu Kampung Beting yang terletak di Kecamatan Muara Gembong ini, kerap dijuluki sebagai Kampung Dollar karena penghasilan tambaknya yang mampu mencapai 10 juta dalam satu hari, dan hal tersebut membuat kesejahteraan warganya meningkat.
Muara Gembong yang berada di ujung utara Kabupaten Bekasi merupakan tempat akhir aliran Sungai Citarum berlabuh. Sungai yang memiliki panjang kurang lebih 300 meter ini, tak jarang meluap bahkan membanjiri desa-desa di sekitarnya. Akibat adanya peralihan fungsi lahan, Muara Gembong tak mampu lagi menahan luapan sungainya dan mengakibatkan sejumlah warga termasuk Sonhaji merasakan dampak yang ditimbulkannya.
Sonhaji bersama beberapa rekannya terpaksa harus tinggal di Desa rawan abrasi tersebut akibat dana yang tidak mencukupi untuk pindah ke tempat yang lebih baik.
Sejak ditetapkan sebagai wabah Nasional dan Internasional, banyak pusat pendidikan seperti SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi yang menutup akses pembelajarannya secara tatap muka dan mengalihkan prosedurnya menjadi KBM Online. Hal ini mengakibatkan beberapa guru dan pengajar honorer di instansi pendidikan tersebut, kelimpungan mencari pemasukan tambahan. Pasalnya, bekerja menjadi guru honorer saja sudah tanpa kepastian yang tetap, apalagi jika ditambah dengan KBM Online. Tidak sedikit guru honorer yang dirumahkan alias di-PHK sepihak oleh instansi-instansi pendidikan tersebut. Tanpa pesangon, tanpa upah bulan itu.
Sonhaji sebagai pengajar honorer di salah satu sekolah swasta di wilayahnya, juga dibuat kelimpungan akibat pandemi COVID-19 ini. Satu-satunya pemasukan utamanya hilang. Ditambah dengan diberlakukannya pembatasan kegiatan warga hingga PSBB di wilayah Jabodetabek, membuat usaha pembibitan dan penanamannya terhenti total dan tidak menghasilkan apapun.
Tanpa pandemi saja, kehidupan kami sudah cukup sulit, ditambah pandemi, belum tentu kami mampu bertahan hingga selesai. Mungkin statement ini yang akan dilontarkan Sonhaji ketika ada individu yang mempertanyakan kehidupannya selama pandemi berlangsung. Guru honorer yang hanya digaji berdasarkan lamanya ia mengajar dalam hitungan jam, tidak lagi mendapatkan penghasilan lantaran adanya himbauan penutupan sekolah dan seluruh akses pendidikan yang dialihkan daring selama pandemi berlangsung. Belum lagi kasus orangtua murid yang enggan membayar biaya sekolah lantaran merasa dirugikan atas fasilitas sekolah yang tidak terpakai dan malah menghabiskan pengeluaran tambahan berupa akses internet yang digunakan untuk menyelesaikan tugas putra putrinya.
Padahal, Sonhaji masih harus membiayai anaknya yang masih bersekolah, sekaligus keluarganya termasuk istrinya.
Usaha pembibitan Sonhaji pun mengalami masalah. Pasalnya, kegiatan warga yang sifatnya bergerombol, tidak lagi mampu dilaksanakan mengingat turunnya himbauan physical distancing yang kerap diperingatkan oleh Pemerintah sebagai salah satu cara mencegah penyebaran COVID-19.
Saat ini, Sonhaji mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai relawan penjaga pos pantau pencegahan COVID-19 yang menghalau pendatang dari luar kota serta melakukan beberapa prosedur kesehatan agar wabah COVID-19 ini tidak terus menyebar.
LindungiHutan ingin turut serta membantu kehidupan Sonhaji selama pandemi COVID-19. Dengan menggalang donasi online untuk Petani yang Terdampak COVID-19, yang salah satunya adalah Sonhaji di Bekasi, diharapkan donasi yang disalurkan dapat membantu kehidupan petani terdampak tersebut. Donasi yang didapat juga akan di bundle dengan pohon yang penanamannya akan dilaksanakan dua bulan setelah penggalangan dana ini berakhir.
Dengan berdonasi bersama LindungiHutan, Sahabat Alam dapat turut membantu meringankan beban Sonhaji di tengah masa pandemi serta mendukung gerakan konservasi lingkungan. Selengkapnya : Mari Tumbuhkan Harapan Sonhaji! (Intan Widianti Kartika Putri/ Ecolify)
Ecolify merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya. https://ecolify.org/getintouch
Search Engine Optimization Content Writer
KBM Online dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Sonhaji
3 Jun 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah
14 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
PSBB Tegal dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Pak Toto
21 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Yuk Bantu Petani Bibit Indonesia Pulih dari COVID-19!
13 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Lindungi Diri, Kehidupan di Tengah Pandemi Corona
27 Mar 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"