13 May 2020
COVID-19 sebagai sebuah pandemi yang melanda seluruh penjuru dunia, banyak merugikan perekonomian berpuluh-puluh negara disusul dengan merosotnya angka pendapatan masyarakat di negara-negara tersebut. Masyarakat kehilangan pekerjaannya. Dibayarkan hanya setengah gajinya, dirumahkan, kemudian dikirimkan surat PHK karena perusahaan-perusahaan tersebut merasa tidak mampu lagi memayungi para pekerjanya berkontribusi menjalankan usahanya. Begitu pula dengan nasib para petani di Indonesia yang bahkan tidak lebih baik dari nasib Ojol maupun nasib karyawan yang terkena PHK di sebuah perusahaan. Namun, nasib para petani di Indonesia tersebut, bahkan tidak terlihat mata oleh para penggalang dana yang apik menabur cerita sedih di tengah pandemi yang hasil risetnya ditujukan untuk berjuta-juta masyarakat kecil di luar sana. Sebagai seorang pahlawan yang banyak membantu jalannya kegiatan penghijauan LindungiHutan, maka LindungiHutan berinisiatif untuk menggalang donasi online guna bantu petani tersebut pulih dari pandemi COVID-19.
'Gak corona saja hidup saya sudah susah mas. Sekarang saya gatau mau ngapain lagi. Pemasukan 0, tapi saya harus bertahan hidup seperti ini. Menurut mas, orang kecil - orang susah seperti saya bisa apa selain nunggu bantuan?'
Begitulah kira-kira beberapa hal yang disampaikan oleh salah satu petani mitra LindungiHutan ketika pihak LindungiHutan melakukan monitoring mengenai kondisi petani yang bekerja sama dengannya. Seluruhnya bahkan tidak ada yang mengabarkan hal baik di tengah pandemi. Pembibitan tidak berjalan, usaha sampingan bangkrut, harta benda ludes terjual, sekolah anak tidak mampu dibayar, beras dan sembako lainnya mengalami kelangkaan. Tidak pernah ada yang lebih baik kondisinya ketika sebuah wabah melanda. Namun, yang tersisa hanyalah yang paling peduli terhadap sekitarnya ketika pandemi dan kondisi yang buruk menerpa.
Baca Lainnya : Inisiatif Mandiri, Bantu Kehidupan Petani Terdampak di Indonesia
Lalu, LindungiHutan ingin menjadi salah satu yang peduli terhadap sekitarnya termasuk petani bibit tersebut. Menurut LindungiHutan, tidak ada yang salah dari membantu usaha pembibitan seorang petani bibit, jika petani tersebut merasa bahagia atas terjualnya satu bibit kepada Sahabat Alam, maka keberkahan akan selalu menyertai para donatur yang telah membuat bibit tersebut tumbuh dengan optimal. Dari berpuluh-puluh petani bibit mitra LindungiHutan, dan dengan berbagai pertimbangan, dipilihlah tiga petani yang akan dibantu kelangsungan hidupnya oleh LindungiHutan, beserta para donatur dan Sahabat Alam.
Perkenalkan, Mak Jah. Petani bibit di Dukuh Rejosari Senik, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2017. Selain berprofesi sebagai petani bibit, Mak Jah juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai nelayan di wilayahnya. Mak Jah telah membantu LindungiHutan dan seluruh campaigner kampanye alam LindungiHutan pada beberapa aksi penanaman di Kabupaten Demak.
Namun, karena adanya penyebaran COVID-19 dan himbauan physical distancing di Kota Demak, aksi tanam pohon tidak dapat serta merta dilaksanakan, sehingga salah satu sumber pendapatan Mak Jah terputus. Pun dengan hasil tangkapannya dari menjaring ikan di laut. Pasar-pasar yang pedagangnya diberlakukan aturan sedemikian rupa untuk mencegah dampak COVID-19 menyebar, membuat Mak Jah sekeluarga kelimpungan mencari tempat menjual hasil lautnya.
Karena keterbatasan dana, Mak Jah merupakan satu-satunya penduduk di Desa Bedono yang rela hidup di tengah laut bersama dengan keluarga kecilnya. Bersama tiga anak, yang dua di antaranya masih bersekolah, Mak Jah masih harus menghidupi keluarga kecilnya di tengah pandemi. Terkadang, untuk membunuh waktu, Mak Jah beserta anak-anak dan suaminya seringkali menanam di belakang rumah sembari berharap tanah yang dulunya hilang berganti lautan, kembali menjadi endapan yang mampu mengembalikan desanya.
Mak Jah yang tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mampu bertahan hidup dari sisa-sisa tabungan yang dikumpulkannya sebelum pandemi melanda. Bibit yang dikelolanya berhenti diperjual-belikan karena tidak adanya penanaman. Selama kurang lebih dua bulan ini, Mak Jah tidak mendapatkan pemasukan seperti sebelumnya. Bagi Mak Jah, hidup tanpa pandemi sudah menjadi hal yang susah untuknya. Ditambah dengan pandemi, harapan Mak Jah untuk menghidupi keluarganya hanya bergantung pada keajaiban Tuhan yang jikalau masih berbaik hati pada nasibnya.
Yuk bantu Mak Jah agar bibit pohonnya laku kembali! https://lindungihutan.com/bersamamakjah
Perkenalkan, Sonhaji. Petani bibit di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2019. Selain berprofesi sebagai petani bibit, Sonhaji juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai guru honorer di wilayahnya. Sonhaji telah membantu LindungiHutan dan relawan LindungiHutan Jadetabek pada beberapa aksi penanaman di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.
Pekerjaannya sebagai guru honorer, harus rela terputus dikarenakan seluruh sekolah diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Karena hal ini, Sonhaji tidak memiliki pemasukan sepeser pun. Sonhaji yang tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mampu bertahan hidup dari sisa-sisa tabungan yang dikumpulkannya sebelum pandemi melanda. Bibit yang dikelolanya berhenti diperjual-belikan karena tidak adanya penanaman. Selama kurang lebih dua bulan ini, Sonhaji tidak mendapatkan pemasukan tetap seperti sebelumnya.
Ujungnya, Sonhaji hanya mampu bertahan hidup dengan menjadi relawan pencegahan COVID-19 yang berjaga di pos dan menghalau pengunjung dari luar Kabupaten Bekasi. Padahal, Sonhaji masih harus membiayai sekolah anaknya yang masih SD beserta keluarganya. Penghasilan dari pos jaga COVID-19 tidak terlalu mampu menghidupi kebutuhan Sonhaji beserta keluarga. Harapan Sonhaji untuk bertahan hidup di tengah pandemi semakin menipis menyusul kabar pulihnya ekonomi negara ini yang semakin tidak menentu.
Yuk bantu Sonhaji menanam pohon lagi! https://lindungihutan.com/bersamasonhaji
Perkenalkan, Pak Riyanto atau yang akrab disapa Toto. Petani bibit di Kabupaten Tegal yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2019. Selain berprofesi sebagai petani bibit, Pak Riyanto juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pembuat perahu wisata di wilayahnya.
Pak Riyanto telah membantu LindungiHutan dan seluruh campaigner kampanye alam LindungiHutan pada beberapa aksi penanaman di Kabupaten Tegal. Namun, karena adanya penyebaran COVID-19 dan himbauan lockdown di Kota Tegal, aksi tanam pohon tidak dapat serta merta dilaksanakan, sehingga sumber pendapatan Pak Riyanto terputus.
Beliau yang tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mampu bertahan hidup dari sisa-sisa tabungan yang dikumpulkannya sebelum pandemi melanda. Perahu wisata yang dikelolanya berhenti beroperasi. Pun dengan usaha pembibitannya. Selama kurang lebih dua bulan ini, Pak Riyanto tidak mendapatkan pemasukan sepeserpun dari usahanya. Ujungnya, Pak Riyanto hanya sanggup menjual harta bendanya yang tersisa, pun bekerja serabutan dengan menumpang bisnis masyarakat lain yang masih tumbuh dan hidup pada masa pandemi COVID-19 di Kabupaten Tegal.
Jika bekerja serabutan dengan menumpang pada bisnis orang lain, Pak Riyanto harus rela bisnisnya terputus kapan saja dan ia bisa saja kehilangan pekerjaannya kapan saja, karena tidak ada yang bisa menjamin suatu bisnis mampu bertahan di tengah pandemi.
Yuk bantu Pak Toto agar tidak serabutan lagi! https://lindungihutan.com/bersamariyanto
Berikut beberapa upaya LindungiHutan untuk bantu petani pulih dari COVID-19. LindungiHutan ingin turut serta membantu kehidupan Mak Jah, Sonhaji dan Pak Riyanto selama pandemi COVID-19 menerpa. Dengan menggalang donasi online untuk Petani yang Terdampak COVID-19 diharapkan donasi yang disalurkan dapat membantu kehidupan petani terdampak tersebut. Donasi yang didapat juga akan di bundle dengan pohon yang penanamannya akan dilaksanakan dua bulan setelah penggalangan dana ini berakhir.
Dengan berdonasi, Sahabat Alam telah membantu para petani tersebut sesuai dengan harga pohon yang tertera di wilayahnya. Mari tumbuhkan harapan mereka, untuk para pahlawan hijau yang masih layak mendapatkan kehidupan yang baik di tengah kerasnya dunia! (Intan Widianti Kartika Putri/ Ecolify)
Ecolify merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya. https://ecolify.org/getintouch
Search Engine Optimization Content Writer
KBM Online dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Sonhaji
3 Jun 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah
14 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
PSBB Tegal dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Pak Toto
21 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Yuk Bantu Petani Bibit Indonesia Pulih dari COVID-19!
13 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Lindungi Diri, Kehidupan di Tengah Pandemi Corona
27 Mar 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"